Pria
yang dikenal dengan pertunjukan monolognya ini menunjukan bentuk dukungannya
terhadap kasus pembunuhan aktivis Munir, kali ini Butet membawakan cerpen yang
berjudul “Aku Pembunuh Munir” karya Seno Gumilar. “desember tahun lalu saya
bersama kawan-kawan hadir meresmikan Rumah Munir, kira-kira 2 bulan kemudian
saya terkaget-kaget di Kompas ada cerpen yang judulnya ‘aku pembunuh munir’ ”
ucapnya saat pemutaran film pendek Kamis ke-300.
Butet
teringat dengan kredo dari penulis cerpen tersebut, ketika orde baru saat pers
dibungkam, sastra yang bicara. “cerpen itu saksi mata. Dan sekarang ketika
hukum macet sastra juga yang bicara, dan saya tergoda untuk mebacakan cerpen ini
untuk direkam kemudian dimusiki, untuk kemudian ditaruh di rumah munir” ucap pria kelahiran 52 tahun silam ini.
Melalui cerpen tersebut, Butet berharap masyarakat yang berkunjung ke rumah
Munir akan tahu siapa sebenarnya pembunuh Munir.
Berikut
potongan cerpen “Aku Pembunuh Munir” karya Seno Gumilar
Aku adalah
anjing kurap, karena itulah aku membunuh Munir. Tentu aku tidak membunuhnya
dengan tangan ku sendiri, untuk apa?. Aku bisa membunuhnya melalui tangan orang
lain, seperti yang biasa aku lakukan kepada orang-orang lain bilamana perlu.
Dikau tidak akan pernah tau siapa diriku, bukan karena aku berseragam, sama
sekali bukan. Ini bukan soal berseragam atau tidak berseragam, karena membunuh
atau tidak membunuh Munir itu tidak ada hubungannya dengan seragam. Dirimu dan
siapapun di dunia ini memang tidak perlu tau siapa diriku sebenarnya, bukan
karena aku seorang pengecut. Tidak ada pengecut yang selalu menantang bahaya seperti diriku, tak lebih
dan tak kurang karena siapakah adanya diriku ini, sekali lagi siapa memang sama
sekali tidak penting. Sudah kubilang tadi aku adalah anjing kurap. Jika bukan
aku tidak akan membunuh Munir.
0 komentar:
Posting Komentar