Kamis, 30 Januari 2014

Semarak Perayaan Imlek di Klenteng Dharma Bakti

Suasana khidmat begitu terasa saat memasuki area klenteng Dharma Bakti yang berada di kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Ribuan umat padati klenteng tertua di Jakarta ini untuk melakukan peribadatan (Sembahyang) jelang malam pergantian tahun baru Imlek 2565.

Aroma khas dari pembakaran dupa dan kertas doa yang mengepul di sekitar area klenteng menambah kuat suasana perayaan imlek. Petugas klenteng yang hilir mudik mempersiapkan aneka perlengkapan untuk sembahyang, pun tak ketinggalan petugas keamanan yang terdiri dari Polisi dan Linmas yang membantu mengamankan jalannya peribadatan. Sungguh pemandangan yang indah dari sikap toleransi antar umat beragama.

Di area pelataran klenteng yang dibangun tahun 1650, dipadati para pengalap berkah yang secara rutin datang saat perayaan imlek seperti saat ini. Mereka kebanyakan para lansia dan ibu berharap pulang dengan membawa secuil angpau.

Hiruk pikuk manusia yang memadati area klenteng juga dimanfaatkan oleh para pedagang di luar area dengan menjajakan barang dagangannya, mulai dari pernak-pernik hingga aneka makanan dan minuman.


Bunyi petasan dan nyala kembang api menambah meriah perayaan penyambutan tahun kuda kayu ini. Suasana yang jarang ditemui di hari-hari biasa.

Selasa, 28 Januari 2014

Klenteng Bersejarah di Kawasan Petak Sembilan

Kawasan Petak Sembilan atau Pecinan Glodok dikenal memiliki banyak peninggalan sejarah perkembangan masyarakat Tionghoa di Batavia. Dinamakan Petak Sembilan karena dahulu terdapat rumah penduduk terdiri dari petak-petak yang berjumlah sembilan. Wilayah yang masih bagian dari Jl Kemenangan 3 ini, kini masih dihuni oleh mayoritas etnis Tionghoa. Di kawasan ini tak sulit untuk mencari berbagai bangunan bersejarah peninggalan masa lalu yang usianya bahkan sudah ratusan tahun, seperti bangunan klenteng-klenteng berikut ini.


Klenteng Jin De Yuan (Dharma Bakti)

Klenteng ini merupakan yang paling tua usianya di kawasan Petak Sembilan. Dalam catatan sejarah klentang ini dibangun pada tahun 1650, oleh seorang Letnan Tionghoa bernama Guo Xun Guan (Kwee Hoen) untuk menghormati Guan Yi (Dewi Kwan Im).

Mulanya klenteng ini diberi nama Guan Yi Ting (Kwam Im Teng), namun peristiwa pembantaian masyarakat etnis Tionghoa pada tahun 1740 oleh VOC menyebabkan klenteng ini terbakar, hingga akhirnya pada tahun 1755 dibangun kembali oleh seorang kapten Tionghoa bernama Oei Tjhie dan diberi nama Jin De Yuan (Kim Tek Ie) yang berarti ‘klenteng kebajikan emas’.

Di dalam area klenteng ini juga terdapat tiga klenteng lain yaitu Hui Ze Miao, Di Cang Wang Miao dan Xuan Tan Gong. Tepat ditengah halaman utama klenteng Jin De Yuan terdapat dua patung singa dari Provinsi Kwangtung di Tiongkok Selatan. Arsitektur khas Tiongkok telihat dari dominasi warna merah dan atap bangunan yang bergaya ‘ekor walet’, dahulu selain bangunan klenteng dan pemerintahan hanya orang berpangkat atau pejabat yang boleh membangun rumah dengan gaya ekor walet (Yanwei Xing) dan menaruh sepasang patung singa di halaman rumah.

Klenteng Toa Se Bio (Dharma Jaya)

Klenteng tertua berikutnya adalah Toa Se Bio, terletak tak jauh dari Klenteng Jin De Yuan. Menurut catatan sejarah klenteng ini dibangun pada tahun 1715 oleh seorang pedagang yang berniaga di pasar Glodok untuk dipersembahkan kepada Cheng Goan Cen Kun, dinamakan Toa Se Bio yang berarti ‘Klenteng utusan’. Karena, selain lebih mudah diingat juga ada sejarahnya, yaitu pada abad ke-15 utusan Raja Cheng Goan Cen Kun pernah datang ke Glodok untuk bertemu pengurus Klenteng Chen Goan Cen Kun.

Pada tahun 1740 klenteng ini juga sempat terbakar, hampir seluruh bangunan dan perabotan untuk beribadah hangus terbakar. Namun ada benda yang dapat diselamatkan dari kebakaran tersebut yaitu patung Chen Goan Cen Kun dan Hiolo (Tempat untuk menancapkan lidi hio yang biasa diletakan di altar depan patung dewa).

Ada yang menarik di dalam bangunan klenteng ini yaitu terdapat bangunan pagoda cantik yang merupakan tempat lampu minyak umat. Menjelang perayaan Imlek seperti sekarang ini, biasanya ada tradisi rutin yang selalu dilakukan di klenteng Toa Se Bio, yaitu memandikan patung dewa-dewi yang diberi nama I Fuo.



Klenteng Chen Shi Zu Miao (Tanda Bakti)

Dibangun pada tahun 1757, sebagai tempat pemujaan leluhur keluarga Chen. Klenteng yang terletak di Jl Blandongan 97 ini berada di sebuah gang kecil di samping kali. Patung Chen Yuan-guang (pendekar termasyhur yang membuka daerah Zhang-zou pada abad ke-7) menjadi patung utama dalam klenteng keluarga Chen ini. Keturunan keluarga Chen yang berada di Indonesia menggunakan nama Tan sebagai ganti nama Chen yang dilatinisasi.

Arsitektur bangunan klenteng di dominasi warna merah dan ada yang menarik di bagian atap klenteng terdapat relief berupa sepasang naga. Naga menurut kepercayaan orang Tionghoa adalah hewan sakti dan dipercaya sebagai pelindung. Bagian depan klenteng adalah tempat untuk berdoa dan di belakang bangunan terdapat sebuah kolam ikan dan replika bunga teratai.


Relief tiga orang lelaki di depan kolam ikan memiliki arti masing-masing yaitu sebagai umur panjang dari lelaki tua berjanggut putih, sedangkan lelaki yang ditengah memiliki art sandang pangan dan yang menggendong bayi adalah mempunyai anak cucu.

Cari Tahu Keberuntungan Anda dengan Ciam Si

Masyarakat Tionghoa dikenal dengan tradisi meramalnya yang handal, salah satu yang sering kita dengar adalah tradisi meramal melalui Feng Shui. Namun ada satu tradisi ramalan kuno masyarakat Tionghoa yang hingga kini masih membudaya yaitu ramalan Ciam Si. Ramalan Ciam Si merupakan sejenis permainan meramal nasib yang didasarkan pada 100 kertas syair yang tersedia. Biasanya digunakan untuk mengetahui peruntungan nasib seseorang.

Cara meramal Ciam Si sangat unik, pertama Anda harus melempar 2 keping kayu berwarna merah berbentuk bulan sabit (Puak Pow) jika hasil lemparan  2 keping kayu tadi menunjukan sisi yang sama, maka orang yang diramal belum mendapat izin dari sang Dewa, namun sebaliknya jika menunjukan sisi yang berbeda maka lanjut ketahap berikutnya. Caranya Anda harus  mengocok batang bambu kecil di dalam sebuah wadah bambu yang masing-masingnya telah diberi angka, hingga salah satu bambu tersebut terjatuh ke lantai, maka itulah ramalan nasib Anda.


Tukarlah batang bambu yang terjatuh tadi dengan secarik kertas (Hu) yang berisi kalimat bijak sebagai petunjuk tentang hidup Anda. Mulai dari keuangan, pekerjaan, jodoh, kesehatan, bisnis dan sebagainya. Mau coba? Silahkan jika Anda berkunjung ke Klenteng mintalah bantuan dari pengurus Klenteng untuk menggunakan Ciam Si.

Berburu Pernak-Pernik Imlek di Kawasan Petak Sembilan

Suasana khas negeri tirai bambu begitu terasa jika anda berkunjung di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat. Terlebih jelang perayaan Imlek seperti sekarang ini, Aneka pernak-pernik khas Imlek menghiasi sepanjang jalan di area Gedung Chandra. Kawasan yang dikenal dengan sebutan Pecinan ini, menyediakan berbagai pilihan pernak-pernik khas Imlek, mulai dari aksesoris Imlek seperti Angpao (Amplop), Gantungan, Kaos-kaos, Lampion dan kue khas China atau biasa dikenal dengan sebutan kue keranjang.

Menurut salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di area Gedung Chandra, biasanya pembeli akan ramai berbelanja seminggu jelang perayaan Imlek. Tak hanya dari warga keturunan Tionghoa saja yang berbelanja, masyarakat umum pun juga terlihat berbelanja pernak-pernik khas Imlek disni.


Jika anda ingin membeli pernak-pernik dengan harga grosiran, tak perlu khawatir di Petak Sembilan juga banyak toko-toko yang menjual secara grosiran. Salah satunya adalah Toko Sukaria yang terletak di Jalan Kemenangan. Selain menyediakan berbagai pernak-pernik khas Imlek, di toko ini juga menjual perlengkapan untuk ibadah. Diakui oleh Pak Andi pemilik Toko Sukaria bahwa omset penjualannya meningkat saat perayaan Imlek. “Kalau lagi Imlek omsetnya bisa sampai seratus persen,” tutupnya.

Promosikan Indonesia Melalui Serial TV

Belum adanya serial tv Indonesia yang bisa merambah dunia internasional, mengelitik Alvin Miracelova untuk memberanikan diri memproduksi serial tv asli Indonesia yang bisa tembus pasar internasional. Melalui serial tv ‘Super Sisters Mind’, Alvin yang menjadi sutradara dalam serial tersebut juga ingin mempromosikan budaya dan kearifan bangsa Indonesia.

Cerita berawal ketika Alvin pulang dari sebuah festival film di luar negeri, saat di pesawat terbang salah satu maskapai asing. Alvin yang melihat katalog tv penerbangan tersebut tidak menemukan satupun nama Indonesia dalam katalog Asia. “Saat itu saya melihat katalog asia, disana yang saya temukan dari Hongkong, India dan negara tetangga malaysia. Kemudian saya berpikir tv penerbangan itu tempat yang tepat juga untuk mempromosikan kekayaan negeri kita,” ujarnya saat ditemui di kawasan Tebet, Selasa (27/01/14).


Serial tv ‘Super Sisters Mind’ dibuat dengan dialog bahasa Inggris dan rencanya di 2014 ini sudah tayang di jaringan decoder cable broadband se-Amerika (Premier di Dish Network & Another Network) dan juga berbagai maskapai penerbangan internasional. “Saya rasa dengan keberanian kita melakukan sebuah serial berbahasa Inggris, at least kita sudah mendapatkan satu langkah maju yakni kita melewati Language barrier yang selama ini kita rasakan,” Tutupnya

‘Super Sisters Mind’ Serial TV Indonesia Siap Go Internasional

Tak lama lagi Indonesia akan memiliki sebuah serial televisi yang merambah dunia internasional. Serial yang bertajuk ‘Super Sisters Mind’ ini diproduksi oleh GTS (Global Tranformation Screen) & Partners dan Miracelova Film. Diperankan oleh talenta muda berbakat asli Indonesia, dan rencananya pada 2014 akan tayang pada jaringan decoder cable broadband se-Amerika (Premier di Dish Network & Another Network).

Serial yang disutradarai oleh Arvin Miracelova ini dibuat dengan menggunakan dialog bahasa Inggris. “Serial ini berbahasa Inggris bukan karena ingin gaya, tapi karena memang kita ingin bercita-cita menjadi box office serial dari Indonesia yang setiap episodenya memiliki pesan-pesan culture Indonesia, kearifan Indonesia dan sebagainya,” jelasnya.

Super Sisters Mind bercerita tentang kakak beradik perempuan (Sandra, Sonya, Ollyne dan Syifa) yang masing-masing memiliki jenis kekuatan pikiran berbeda satu sama lain, saling membantu memberantas kejahatan-kejahatan spesial dan dalam hal romantika kehidupan.

Bersahabat dengan sepasang jagoan detektif polisi (Albert & Syafi) dan dibantu oleh seorang
sidekick (Rama) layaknya superhero. Musuh abadi cruel woman (Cammy) yang notabene Cammy adalah tangan kanan Ayah kandung mereka (Arvin) yang telah lama berpisah dari mereka beserta Ibunya (Indah), seorang wanita berIQ jenius namun tidak memiliki kekuatan pikiran seperti sang Suami dan puteri-puterinya.


Perjuangan mereka dibantu pula oleh step sister seorang warrior (Shella) dan kapten Handy (Handy) yang keduanya berkepentingan membuka suatu tabir penting untuk keselamatan dunia.

Minggu, 26 Januari 2014

Indro Warkop miris melihat lawakan di televisi

Berkembangnya dunia komedi dalam beberapa dekade belakangan ini diakui oleh pelawak senior Indro Warkop lebih banyak variasi daripada ketika zamannya, namun terkadang tayangan komedi yang disiarkan langsung di televisi tersebut cenderung menampilkan hal yang terlalu berlebihan, “Pelawak sekarang beragam sekali, Ketika sekarang ada komedi pukul-pukulan pake styrofoam dimaki, tapi tetep laku, saya milih tidak.” Ucapnya saat ditemui di acara premiere film Comic 8 di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan.


Untuk itu sebagai seorang yang telah lama berkiprah dalam dunia komedi Indonesia, Indro melalui film terbarunya comic 8 ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat yang menontonnya. “Film ini memberikan tawaran komedi yang lain. Minimal action komedi, Ini bukan hanya komedi ada sesuatu yang tersirat dan kata kata bijak. Yang jelas kami perbuat untuk bangsa ini” jelas Indro.

Dapat peran seksi, Nirina tidak khawatir dengan anak

Bagi artis sekaligus presenter Nirina Zubir, berakting dalam sebuah film bukan barang baru lagi bagi dirinya, terhitung sudah lebih dari sepuluh judul film sudah pernah ia bintangi. Namun ada yang berbeda dengan peran yang diambil Nirina dalam film terbarunya Comic 8. Di film ini Nirina berperan sebagai seorang detektif seksi yang jauh dari peran dia di film-film sebelumnya, “peran ini saya pengen banget karena karakternya beda, tuntutannya lumayan tinggi jadi Nirina sebagai pemeran karakter merasa tertantang untuk melakukan sesuatu bahwa saya seorang aktris” ucap Nirina saat ditemui usai premiere film Comic 8.

Nirina yang kini sudah memiliki dua orang anak hasil pernikahannya dengan Ernest gitaris band Coklat ini mengaku tak khawatir dengan penampilannya yang terlihat seksi dalam film tersebut. “seksi itu kan ada banyak kategorinya, so basicly ga takut anak untuk kaya gimana, yang penting kan kita sebagai perempuan bagaimana caranya kita jaga diri dengan apa yang kita punya, buat Nirina tadi itu seksi banget, karena seksi buat orang kan beda-beda buat Nirina seksi itu paket yang berbeda dari Nirina sebelumnya so i like it” ucap Nirina sambil melempar senyum.


Demi totalitasnya mendalami peran, Nirina mengaku sangat serius untuk mempersiapkan diri dalam peran terbarunya sebagai detektif seksi. “buat peran ini saya niat banget, olahraga banget karena selama ini masih dalam kenikmatan sendiri nongkrong sama anak dan suami dirumah, dikasih waktu Cuma 2 bulan buat badan seksi, ngilangin lemak dan panjangin rambut segala macem, jadi emang niat buat olahraga apa aja intinya sih gerak, yang penting ngeuarin keringat” tutup Nirina

Nirina ingin jadi entertainer sejati

Nirina Zubir yang dulu dikenal sebagai seorang VJ kini mulai merambah bidang lain dalam dunia entertainment Indonesia, selain sebagai presenter istri dari Ernest Gitaris Cokelat ini juga sering berakting dalam film layar lebar, Nirina mengaku sangat senang untuk bisa mengeksplor kemampuannya dalam dunia entertainment. “i love to explore, saya mau jadi entertainer sejati aja, jadi saya ga mau mengkotakkan diri misalnya untuk main di film aja, jadi semuanya akan saya coba, karena saking mencintai dunia entertainment itu sendiri jadi apa yang bisa kita eksplor ya kita eksplor. Biar umur panjang bahagia karena nambah wawasan terus” ujar Nirina saat ditemui dalam premiere film terbarunya Comic 8.

Dalam film Comic 8 tersebut Nirina harus beradu akting dengan para stand up comedian lawan main yang belum pernah dia temui sebelumnya, Nirina pun mengaku harus kesulitan menahan tawa dalam beberapa adegan. “beban saya kalau lagi syuting untuk tidak ketawa, karena liat mukanya aja udah bikin kita ketawa, tapi itulah tuntuan karakter”  ucap Nirina yang berperan sebagai detektif seksi di film Comic 8 ini.


Kedepannya Nirina berharap untuk bisa mengeksplor kemampuannya lagi dalam berakting, untuk itu dia menginkan karakter yang berbeda dalam setiap film yang ia mainkan. “nirina mau cari karakter yang berbeda kalau film kali ini kasih perbedaan fisik dan karakter, selebihnya pengen banget maen film traveling dan pengen maen antagonis, ya intinya berbeda karakter” Tutup wanita kelahiran Madagaskar ini

Pertama kali main film, Stand Up Comedian ini akui ada kesulitan

Bermain peran dalam sebuah film untuk pertama kali bagi beberapa Komika (sebutan bagi stand up comedian) adalah hal yang menyenangkan, namun dalam prosesnya mereka yang terbiasa untuk melucu di atas panggung mengakui mendapatkan kesulitan dalam berakting. Seperti pengakuan Ernest Prakasa Komika berwajah oriental ini mengungkapkan kalau dalam film dirinya harus memikirkan hal-hal seperti bloking kamera, “kesulitan terberat karena kita biasa egois di panggung sendiri, ga harus mikirin hal-hal seperti bloking kamera, tek-tok sama cast lain. Sekarang kita harus mikirin itu semua” ucap Ernest saat premiere film Comic 8.

 Hal yang sama juga diakui oleh Arie Kriting Komika asal Wakatobi ini menjelasakan kalau dalam film dirinya harus bisa membangun komunikasi dengan lawan main “Kalo stand up comedy kita kan bikin skenario sendiri terus kita peranin sendiri, terus kita harus belajar skenario yang dikasih sutradara terus kita juga harus bangun komunikasi juga dengan lawan lain” ujarnya


Ketika ditanya mengenai pilihan karir apakah akan main film atau tetap menjadi Stand Up Comedian, masing-masing dari mereka mempunyai jawaban yang berbeda. “kalau gue pengen kaya chris rock jadi walaupun akting core dia ga dia ga ditinggalin” ucap Ernest. “Tetep Stand Up” pungkas Arie Kriting singkat.

Anggi Umbara berencana buat sekuel comic 8

Setelah selesai memproduksi project film terbarunya yang berjudul Comic 8, Anggi Umbara selaku sutradara dari film yang bergenre comedy action tersebut mengaku puas dengan hasilnya. Dirinya pun berencana akan membuat sekuel dari comic 8, “kita liat kalo misalnya target tercapai di film comic 8 ini kita akan lanjut ke berikutnya, tapi masalah apakah pemainnya akan dipertahankan kita belum tau.” Ujar Anggi saat Preiere film Comic 8 di Epicentrum XXI.

Dalam pembuatan film Comic 8 ini Anggi Umbara menjelaskan prosesnya mulai dari penulisan skenario dan konsep sampai film tersebut selesai menurutnya hanya butuh waktu 5 bulan. “Jadi prosesnya, saya dihubungin dari falcon pictures terus diajak bikin film isinya tentang satand up comedian. Terus akhirnya ketemu dengan penulis cerita, ceritanya tentang perampokan bank. Prosesnya satu bulan dari bikin konsep dan skenario sampai selesai, ga nyampe lima bulan udah jadi filmnya” ujar pria yang juga menyutradarai film Mama Cake ini.


Comic 8 bercerita tentang 8 anak muda dari berbagai background yang kebetulan merampok sebuah bank dalam waktu yang bersamaan, para perampok itu diperankan oleh stand up comedian ternama yaitu, Mongol, Ernest, Bintang, Babe, Fico, Kemal, Arie kriting dan Mudy. Film yang siap rilis pada 29 Januari 2014 ini juga melibatkan beberapa pemain dari berbagai generasi seperti Laila Sari, Hengki Soelaiman, Kiki Fatmala, Indro Warkop, Joe P Project, Nirina Zubir, Agus Kucoro, Nikita Mirzani, Ence Bagus, Panji Pragiwaksono, Cak Lontong dan Coboy Junior.

Rabu, 22 Januari 2014

Main film bertema kuliner, Dewi Irawan mengaku dapat ilmu baru

Teribat dalam sebuah film yang bertema tentang kuliner, membuat Dewi Irawan dapat pengalaman baru soal masak memasak, karena dalam film Dewi Irawan dituntut untuk bisa membuat salah satu masakan populer Indonesia yaitu Rendang, “Film ini buat saya berkah banget, soalnya komplit karena selain ceritanya bagus terus jadi nambah ilmu tentang memasak. Karena saya juga hobi masak tapi masakan yang gampang-gampang.sekarang. tapi di film ini saya membuatnya sendiri, menggiling cabenya sendiri, menggiling bumbunya sendiri dengan tangan saya” ujarnya saat ditemui di acara jumpa pers film Tabula Rasa.


Di dalam film ini Dewi Irawan berperan sebagai Mak Uwo pemilik rumah makan Padang sederhana (Lapau) yang bertemu dengan Hans, pemuda asal Serui, Papua, yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola yang profesional. Namun nasib berkata lain dan membuat semangat hidupnya kandas. “peran saya di film ini sebagai Mak Uwo seorang ibu Minang yang punya rumah makan padang yang hidupnya penuh perjuangan” tutup peraih pemeran pendukung wanita terbaik di ajang piala Citra ini.

Tabula Rasa, film pertama Vino G Bastian di balik layar

Aktor Vino G Bastian kini sedang terlibat dalam pembuatan film terbarunya yang berjudul ‘Tabula Rasa’ tapi kini Vino tidak berperan sebgai akator. Melainkan sebagai Associate Producer, pekerjaan yang selama ini belum pernah dia lakukan sebelumnya. Lalu bagaimanakah tanggapannya?.  “Sebenenrnya ini film pertama saya, yang sayanya dibalik layar. Sebagai Associate Producer, Tugasnya mulai dari kasih masukan script dan terutama ketika film mulai berjalan produksinya” ucap Vino saat ditemui di kawasan kuningan.

Vino mengaku dalam film ini lebih banyak mengurus masalah budgeting mulai dari mencari sponsor dan investor. Dirinya juga banyak belajar soal pekerjaan di balik layar ini, “Saya belajar dari awal, sebelumnya pernah buat film pendek disitu saya juga udah mulai tau sedikit gimana sih caranya membuat film, dan ketika saya diajak untuk film Tabula Rasa ini sebenernya yang paling utma saya mau gabung karena ceritanya” lanjut suami dari Marsha Timothy ini.


Dalam film ‘Tabula Rasa’ ini Vino mempunyai harapannya sendiri, yaitu agar kuliner Indonesia lebih dikenal lagi oleh masyarakat Indonesia juga sebagai pemersatu bangsa, “Makanan adalah itikad baik untuk bertemu, karena ada suatu memori atau kekuatan dalam makanan dan itu yang pengen kita tularkan ke penonton. Indonesia itu berbeda beda tapi kenapa akhir-akhir ini malah orang menonjolkan perbedaan itu yang arahnya bukan mempersatukan tapi meruncingkan perbedaan, makanya dari makanan itu kita mau mengangkat yang namanya Bhineka Tunggal Ika” tutupnya.

Tabula Rasa, film bertema kuliner pertama di Indonesia

Indonesia dikenal dengan keanekaragaman kulinernya, namun sayangnya hal tersebut belum dapat tersampaikan secara maksimal kepada masyarakatnya. Melalui film yang berjudul ‘Tabula Rasa’  LifeLike Pictures yang sebelumnya sukses memproduksi film Pintu Terlaran (2009) dan Modus Anomali (2012), kini mencoba mengangkat kekayaan masakan Indonesia.

Film yang siap dirilis pada akhir 2014 ini bercerita tentang Hans, pemuda asal Serui, Papua, yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola yang profesional. Namun nasib berkata lain dan membuat semangat hidupnya kandas, Hans pun bertemu dengan Mak Uwo pemilik rumah makan Minang sederhana (Lapau). Mimpi dan semangat hidup Hans mulai  kembali lewat makanan dan masakan.

Film ini diproduseri oleh Sheila Timothy, sedangkan sutradara dipercayakan kepada sutradara muda Adriyanto Dewanto dan Tumpak Tampubolon sebagai penulis naskahnya. Dalam keterangan persnya, Sheila Timothy menjelaskan jika film Tabula Rasa aka menjadi flm bertema kuliner pertama di Indonesia “Makanan Indonesia itu sebenarnya punya banyak cerita, punya banyak filosofi. Mungkin bisa dibilang belum ada film di Indonesia yang fokus pada makanan” ucapnya saat ditemui di kawasan Kuningan.

Tak beda dengan Sheila Timothy, sang sutradara Adriyanto Dewo mengungkapkan bahwa film ini akan menjadi film bertema kuliner pertama “Gue menganggap ini cerita film yang penting untuk disampaikan, cerita film yang simpel dan bisa ngangkat budaya Indonesia terutama dari makanan, belum ada setau saya film Indonesia yang fokus pada makanan” tuturnya.


Film yang mengangkat budaya Minang dan Papua ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris ternama seperti Dewi Irawan, Yayu Unru, Ramdan septia juga aktor muda berbakat Jimmy Kobogan.

Selasa, 21 Januari 2014

Indra Brugman berencana kembangkan bisnis pakaian muslimnya

Setelah jatuh bangun dengan beberapa usaha bisnis yang pernah digelutinya, kini Indra Brugman kembali lagi mecoba untuk berbisnis. Kali ini Indra menggandeng sang kakak untuk bekerja sama dalam bisnis busana muslim. “Lagi bisnis busana muslim sama kaka,  bisnisnya baju-baju gamis untuk perempuan dulu tapi nanti kedepannya ada buat laki-laki” terang Indra.

Usaha busana gamis Indra dan sang Kakak ini hanya dipasarkan melalui jejaring sosial, namun belakangan respon yang diterima cukup baik sehingga membuat Indra mempertimbangkan untuk membuka ruko. Indra mengungkapkan alasannya mengapa bekerja sama dengan kaka, menurutnya sudah menjadi cita-citanya untuk punya usaha yang juga melibatkan anggota keluarga, “ini sudah cita-cita saya dari dulu punya satu usaha dimana keluarga semua terlibat, bukan cuma mengejar materinya tapi lebih kepada kebersamaan kita selama ini, jangan sampai ga ada momen berkumpul karena kesibukan masing-masing, saya pengen sama-sama sibuk tapi kita tetep baren-bareng” lanjut Indra.


Indra juga berpesan bagi yang ingin membuka usaha agar tidak gampang menyerah dan putus asa, “Harus terima kenyataan bahwa berbisnis ada yang namanya proses kegagalan. Buat saya kalau mau berhasil jangan putus asa, jangan mudah menyerah itu udah di otak saya seperti itu” tutup Indra.

Senin, 20 Januari 2014

Ida Leman : Saya ingin terus berakting dan bisnis

Selain dikenal sebagai seorang aktris, Ida Leman juga memiliki usaha sampingan. Yaitu bisnis busana muslim. Hal ini pula yang membuat komentar sebagian orang kalau Ida Leman sudah tidak ingin main film lagi “orang pikir saya sudah tidak ingin main film lagi karena sudah sibuk dengan bisnisnya, padahal tidak. Kalau ada kesempatan saya masih ingin main film” ujarnya saat premiere film BPK.

Ida mengaku sangat senang berbisnis karena latar belakang pendidikannya, sedangkan untuk bermain film bagi aktris yang dikenal di era 80an ini, bagaikan sudah mendarah daging “saya senang bisinis karena saya dulu sekolah busana. Tapi kalau main film ini memang sudah darah seni saya, jadi kalau ada tawaran peran bagus saya ingin memainkannya, jadi ada panggilan jiwa” lanjut Ida.


Dalam bidang bisnis busana muslim, Ida mulai merintisnya sejak lama ketika itu busana muslimnya juga sering dipakai oleh mantan artis cilik seperti Eno Lerian dan Ria Ernes,  “saya berdakwah lewat busana, memang saya bukan hanya ingin jualan tapi saya juga ingin ibadah disitu” tutupnya.

Sehat di usia senja ala Ida Leman

Sebagai seorang aktris senior, Hidayati Ahmad Leman atau dikenal Ida Leman memiliki kiat tersendiri untuk menjaga kesehatannya. Bagi aktris yang dahulu dikenal dengan perannya sebagai Bu Pur dalam sinetron ‘Losmen’, dengan menjaga makan dan mengkonsumsi vitamin menjadi cara agar tetap sehat di usianya yang sekarang, “kalau saya jaga kesehatan, karena saya tau dulu almarhum suami saya meninggal karena terlalu gila kerja. Waktu itu dokter jantung pernah nasihatin jangan tidur lewat jam 11 kalau tidur telat sekali-kali makan vitamin terus ikhlas banyak makan sayur” ujarnya.


Ida mengakui menjadi seorang pekerja seni membuat waktu istirahatnya sering terbuang, untuk itu dia berpesan kepada seniman muda khusunya untuk selalu mengatur waktu istirahat walau sesibuk apapun. “Umumnya kan seniman kerjanya kerja rodi, jadi banyak hal-hal dimana kita sebagai seniman sangat tidak sadar secara tidak langsung kita memperkosa hak diri kita, kalau bisa diimbangi dengan istirahat dan olahraga” tutup ibu dari Mari Irwinsyah ini.

Rayakan ulang tahun ke-67 BPK rilis film pendek

Dihari ulang tahun yang ke-67, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merilis tiga film pendek yang terinsipirasi dari hasil pemeriksaan BPK, dalam acara Gala Premiere yang dibuka oleh ketua BPK, Hadi Poernomo di Djakarta Theater XXI mengatakan dengan film pendek ini, BPK berharap masyarakat dapat lebih mengenal lagi seperti apa BPK, “tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat mengenai hasil pemeriksaan BPK dengan bahasa yang mudah, dengan membuat suatu bentuk cerita yang mudah dimengerti” katanya.

Dalam film yang dana pembuatannya mendapat bantuan dari USAID ini juga melibatkan jajaran artis berpengalaman seperti, Ida Leman, Lukman Sardi, dan Happy Salma. Film yang terbagi menjadi 3 cerita ini masing-masing berdurasi sekitar 20 menit.

Dalam ceita ‘Uang Rujak Emak’ (disutradarai Sofyan D. Surza) BPK mencoba mengedukasi masyarakat agar memahami bahwa ada peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji.

Sementara dalam ceita ‘Kertas Si Omas’ (disutradarai Ari Ibnu Hajar) BPK ingin menunjukkan agar masyarakat tidak menggunakan jalan pintas untuk mencapai tujuan.

Sedangkan ‘Cerita Kami’ (disutradarai Chairun Nissa) BPK mengajak masyarakat bahwa mereka bisa melakukan pengawasan tata kelola keuangan negara.


 “ini hanya untuk edukasi pendidikan untuk promosi BPK ke sekolah-sekolah, kampus, dananya murni dari bantuan USAID. Pesan yang ingin disampaikan BPK yaitu bahwa BPK ingin terbentuk suatu transparansi dan akuntabilitas keuangan negara” Tutup Hadi Poenomo.

Sabtu, 18 Januari 2014

Suciwati : kita harus melawan lupa

Suciwati, Isteri dari almarhum aktivis Hak Asasi Manusia Munir Said Thalib, mengungkapkan perasaannya soal pengusutan kasus pelanggaran HAM yang belum tuntas hingga kini. Bahkan menurutnya para pelaku pelanggar HAM tersebut itu dengan tanpa rasa malu mencalonkan diri menjadi calon presiden. “bahkan kita bisa melihat para pelaku pelanggar HAM dengan gagah berani dan tau malu mencalonkan diri sebagai presiden, terus terang ini berlangsung terus menerus bangsa kita ini dihina akal sehatnya, terus menerus kita dilengahkan” ucapnya saat pemutaran film pendek Kamis ke-300.


Dalam acara pemutaran film pendek tersebut, Suciwati mendapat apresiasi berupa rekaman cerpen berjudul “Aku Pembunuh Munir” karya Seno Gumilar yang dibawakan oleh Butet Kartaradjasa. Suciwati juga berpesan bahwa jangan pernah patah semangat untuk berjuang menuntut keadilan karena pasti akan selalu ada jalan  “tugas kita adalah melawan lupa bahwa ada yang salah dalam bangsa ini yang harus diungkapkan, dan Happy Salma bersama teman-teman jadi satu gerbong bersama kita melawan lupa, tentunya harus kita dukung. Sekali lagi jangan pernah patah semangat, selalu ada jalan untuk melawan” Tutupnya.

foto : rimanews.com

Butet Kartaradjasa dan cerpen “Aku Pembunuh Munir”

Pria yang dikenal dengan pertunjukan monolognya ini menunjukan bentuk dukungannya terhadap kasus pembunuhan aktivis Munir, kali ini Butet membawakan cerpen yang berjudul “Aku Pembunuh Munir” karya Seno Gumilar. “desember tahun lalu saya bersama kawan-kawan hadir meresmikan Rumah Munir, kira-kira 2 bulan kemudian saya terkaget-kaget di Kompas ada cerpen yang judulnya ‘aku pembunuh munir’ ” ucapnya saat pemutaran film pendek Kamis ke-300.

Butet teringat dengan kredo dari penulis cerpen tersebut, ketika orde baru saat pers dibungkam, sastra yang bicara. “cerpen itu saksi mata. Dan sekarang ketika hukum macet sastra juga yang bicara, dan saya tergoda untuk mebacakan cerpen ini untuk direkam kemudian dimusiki, untuk kemudian ditaruh di rumah munir”  ucap pria kelahiran 52 tahun silam ini. Melalui cerpen tersebut, Butet berharap masyarakat yang berkunjung ke rumah Munir akan tahu siapa sebenarnya pembunuh Munir.

Berikut potongan cerpen “Aku Pembunuh Munir” karya Seno Gumilar


Aku adalah anjing kurap, karena itulah aku membunuh Munir. Tentu aku tidak membunuhnya dengan tangan ku sendiri, untuk apa?. Aku bisa membunuhnya melalui tangan orang lain, seperti yang biasa aku lakukan kepada orang-orang lain bilamana perlu. Dikau tidak akan pernah tau siapa diriku, bukan karena aku berseragam, sama sekali bukan. Ini bukan soal berseragam atau tidak berseragam, karena membunuh atau tidak membunuh Munir itu tidak ada hubungannya dengan seragam. Dirimu dan siapapun di dunia ini memang tidak perlu tau siapa diriku sebenarnya, bukan karena aku seorang pengecut. Tidak ada pengecut yang selalu  menantang bahaya seperti diriku, tak lebih dan tak kurang karena siapakah adanya diriku ini, sekali lagi siapa memang sama sekali tidak penting. Sudah kubilang tadi aku adalah anjing kurap. Jika bukan aku tidak akan membunuh Munir.

“Kamis ke-300”, bentuk dukungan kepada keluarga korban pelanggaran HAM

Film pendek wujud karya dari seorang Happy Salma yang diangkat dari cerpennya yang berjudul  Kamis ke-200 ini merupakan peringatan terhadap tujuh tahun aksi ‘kamisan’, Kamisan adalah rutinitas aksi diam para keluarga korban pelanggaran Hak Asasi Manusia yang mengenakan pakaian hitam serta payung senada di depan istana negara tiap Kamis. Film pendek Kamis ke-300 ini diputar pertama kali di Goethe Institut,Jakarta, Jumat malam. Dalam pemutaran tersebut diisi dengan beberapa pertunukan seni diantaranaya, pembacaan cerpen oleh Butet Kartaradjasa barjudul ‘Aku Pembunuh Munir’ karya Seno Gumira, Glenn Fredly yang membuat video khusus bagi keluarga korban dan Tompi yang mengisi acara lewat pertunjukan musiknya.

Turut hadir keluarga-keluarga dan korban dari beberapa ksus pelanggaran HAM seperti, kasus Semanggi 1, kasus Mei 98 dan kasus Tahun 65, salah satunya Ibu Sumarsih orang tua dari Wawan mahasiswa Atmajaya semester 5 yang menjadi korban pada kasus Semanggi 1 berharap dengan film Kamis ke-300 ini, Presiden dapat mewujudkan janjinya dalam mengusut kasus pelanggaran HAM, hal senada juga diucapkan oleh Ibu Ruyati Darwin orang tua dari Eten Kuryana mahasiswa UI yang menjadi korban peristiwa Mei 98 di Plaza Yogya Klender. “kami sampai sekarang akan tetep menuntut bapak SBY, karena sampai sekarang apa yang telah dijanjikan kepada kami para keluarga korban, bahwa beliau itu akan bertanggung jawab dan akan menyelesaikan” ucapnya dengan lirih.


Tak berbeda dangan Bejo Untung, salah satu korban peristiwa tahun 65, mengungkapkan jka pemerintah seolah tutup mata dengan kasus pelangaran HAM. “kami yang berdiri didepan istana yang aktif pada kegiatan kamisan itu, mewakili jutaan korban 65. Dan sampai hari ini pemerintah menutup mata, menutup telinga seolah tidak terjadi semua peristiwa itu, melalui film ini Happy Salma mengingatkan pada kita semua ada suatu pekerjaan rumah yang sangat besar yang harus dikerjakan oleh presiden kita” tegas pria yang sempat ditahan selama 9 tahun ini.


Happy Salma ingatkan soal pelanggaran HAM lewat film pendek

Sebagai bentuk keprihatinan melihat masih adanya ketidakadilan terhadap sebagian masyarakat Indonesia, khusunya soal pelanggaran HAM. Happy Salma bersama Titimangsa Foundation sebuah lembaga kebudayaan yang didirikan oleh aktris yang peduli terhadap seni kebudayaaan ini, membuat film pendek yang berjudul “kamis ke-300”. “film ini kami persembahkan untuk pejuang HAM yang tak pernah berhenti berjuang untuk keadilan” ucap Happy Salma saat ditemui di acara pemutaran film pendeknya di Goethe Institut.


Dengan film pendek tersebut, Happy Salma mencoba mengingatkan kepada masyarakat Indonesia untuk tidak lupa terhadap segala bentuk pelanggaran HAM yang pernah terjadi di negeri ini, “saya dengan film ini ingin menggerakan hati siapapun bahwa kita jangan pernah lupa kalau banyak saudara-saudara kita di tanah air ini yang keadilannya terenggut” lanjut Happy Salma. Proses pengerjaan film yang berdurasi 15 menit ini berlangsung selama sepuluh bulan karena dikerjakan di sela-sela kesibukan masing-masing. Terakhir Happy Salma berhrap film ini tidak hanya sekedar menjadi garam dilautan luas tapi bisa memberikan pesan bahwa di Indonesia, masih ada rakyatnya yang belum mendapat keadilan di negerinya sendiri.

foto : foto.ureport.news.viva.co.id

Kamis, 16 Januari 2014

Dik Doank : bermusik harus dengan cinta

Musisi Dik Doank mengaku bahwa dirinya lebih suka untuk diapresiasi daripada ditanya tentang musik, karena menurutnya musik adalah untuk dimainkan bukan untuk ditanya, pendiri sekolah alam Kandank Jurank Doank ini mengaku bahwa musik yang ia ciptakan selama ini diciptakan bukan untuk melawan arus selera pasar penikmat musik Indonesia “aku bukan melawan arus dalam bermusik, tapi lebih kepada jadilah engkau karang dilautan tapi bukan dengan batu tapi dengan cinta. Walaupun terkikis habis tapi kamu memberikan isyarat, dengan adanya kamu gelombang pecah dikarangmu kamu berkorban lalu kehidupan terus berlanjut ditepian” ucap pria kelahiran 45 tahun silam.


Dik menambahkan dengan menjadi karang yang penuh dengan cinta akan menimbulkan kasih yang tanpa mengenal lelah memberi harapan “karang itu cinta yang siap dibebani, mengasihi, menyanyangi memberi harapan tanpa berharap. Dan kelak cinta itu akan memberikan kehormatan yang tidak pernah melahirkan rasa mengenal lelah” ucapnya secara filosofis. 

Peggy Melati Sukma : Saya menulis dengan rasa

Peggy Melati Sukma yang dulu dikenal sebagai artis sinetron kini lebih banyak menghabiskan waktu untuk menulis. Dirinya  menerangkan bahwa sudah sejak lama senang untuk menulis, dan segala hal yang dituliskan Peggy kebanyakan mengenai tentang apa yang dia pkirkan, dan yang dia rasakan. “tulisan saya itu bentuknya berbeda beda, karena saya banyak menuliskan tentang perjalanan, bentuk tulisan saya kebanyakan memoar dan wujud tulisannya itu ada yang berbentuk syair, ada yang berbentuk perenungan” uajarnya saat ditemui dalam acara peluncuran buku keduanya yang bertajuk ‘3.5 luapan cinta di air tenang’.

Namun kegemarannya dalam menulis itu tidak pernah dipublikasikan oleh Peggy, menurutnya dirinya masih belum siap untuk mempublikasikan karena merasa bahwa menghasilkan tulisan yang dikonsumsi banyak orang adalah amanah yang sangat luar biasa dan tidak bisa dilakukan seuka hati. Hingga pada suatu ketika ia merasa perlu untuk mengeluarkan tulisannya saat mengalami berbagai perjalanan hidup yang luar biasa, diditu Peggy merasa bahwa Tuhan telah menyiapkan Peggy untuk berbagi pengalamannya dengan banyak orang, “karena sebelumnya saya mengalami kejadian yang luar basa dan mungkin saya sendiri tak menyangka bisa mengalamai masa-masa seperti itu. Maka dititik itu saya merasa memang tuhan titipkan sesuatu pada saya untuk saya bagi lagi pada kehidupan ini dengan berbicara kepada banyak orang, mungkin dititik itu lagi saya merasa untuk mengeluarkan tulisan saya” ucapnya.


Peggy juga mengaku setiap tulisan yang ia ciptakan semuanya menggunakan rasa, tentang apa yang dia pikirkan dan dia rasakan, sehingga membuat Peggy lebih bebas dalam berekspresi dalam tulisannya, “saya menulis dengan rasa, saya itu orang yang tidak bisa dipesan untuk menulis, Saya belum bisa menulis dengan kebutuhan industri, dengan itu saya tidak bisa dibatasi dengan waktu, tak bisa dibatasi soal isi” tutupnya.

Indra Herlambang suka dengan pakaian hitam & putih

Dikenal sebagai seorang host handal, menuntut Indra Herlambang untuk tampil modis dalam setiap busana yang ia kenakan. Bagi pria yang juga dikenal sebagai presenter infotainment ini pemilihan warna dalam berpakaian mempengaruhi tingkat percaya diri seseorang. Untuk itu Indra mengaku bahwa dirinya paling suka dengan busana berwarna hitam atau busana berwarna putih, “yang hitam banyak, yang putih juga banyak. Itu dua  warna yang paling banyak di lemari saya” ujarnya saat ditemui di kawasan SCBD (15/01/14).


Alasannya sederhana, warna hitam dan putih menurut Indra adalah warna klasik. “karena buat saya itu klasik banget, dan ga akan pernah salah dalam acara apapun dengan dresscode apapun, kalo kita pake itu aman.” Ucapnya santai. Untuk pakaian berwarna hitam Indra megaku sering menggunakannya untuk acara malam hari. Sedangkan untuk pakaian berwarna putih, Indra mengaku sangat senang untuk memakainya “Kalau putih saya senang pakainya karena kelihatannya kalo cowo pake putih itu bersih dan kelihatan fresh, jadi putih ini andalan saya untuk momen dimana saya harus kelihatan fresh.” tutupnya

Cara Atiqah Hasiholan menjaga kesehatan

Ditengah kesibukannya sebagai seorang publik figur dengan segudang agenda yang padat menuntut Atiqah Hasiholan untuk tetap tampil prima setiap hari, demi menjaga kesehatannya tersebut, Atiqah Hasiholan mengaku selalu meyempatkan diri untuk sarapan setiap pagi, “Aku selalu sarapan setiap pagi, biasanya sarapan bubur tapi kalau lagi bosan, sarapan nasi ulam atau roti. Jadi banyakin makan setiap pagi” ucapnya saat ditemui di kawasan SCBD.


Artis yang juga dikenal sebagai istri dari aktor tampan Rio Dewanto ini juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengikuti program diet apapun untuk menjaga bentuk tubuhnya, Atiqah mengaku hanya dengan mengurangi konsumsi nasi putih yang menurutnya banyak mengandung karbohidrat. Selain menjaga pola makan Atiqah juga sering berolahraga dan mengikuti kegiatan pilates. Dengan pilates Atiqah mengaku dapat melatih kekuatan otot perut dan kakinya. “Aku ikut pilates sudah lama, kadang-kadang aku juga olahraga lari, tapi akhir-akhir ini aku pengen banget seriusin untuk lari ” tutupnya. 

Senin, 13 Januari 2014

JEJAK ISLAM DI “KAMPUNG ARAB” PEKOJAN

Sejarah perkembangan islam di batavia tak lepas dari tempat yang sekarang dikenal dengan nama Pekojan, wilayah yang terletak di kecamatan Tambora Jakata Barat ini sekarang adalah daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Terlepas dari itu daerah ini memiliki peniggalan sejarah yang sangat berharga berupa masjid-masjid kuno yang sampai sekarang masih berdiri kokoh di tengah kepadatan penduduk Tambora.

Sejarah singkat Pekojan

Pekojan merupakan salah satu tempat bersejarah di Jakarta. Nama Pekojan menurut Van den Berg berasal dari kata Khoja, istilah yang masa itu digunakan untuk menyebut penduduk keturunan India.

Daerah Pekojan pada era kolonial Belanda kemudian dikenal sebagai kampung Arab. Pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-18 menetapkan Pekojan sebagai kampung Arab. Kala itu, para imigran yang datang dari Hadramaut (Yaman Selatan) ini diwajibkan lebih dulu tinggal di sini. Baru dari Pekojan mereka menyebar ke berbagai kota dan daerah. Di Pekojan, Belanda pernah mengenakan sistem passen stelsel dan wijken stelsel. Bukan saja menempatkan mereka dalam pemukiman khusus, tapi juga mengharuskan mereka memiliki pas atau surat jalan bila bepergian ke luar wilayah. Sistem macam ini juga terjadi diKampung Ampel, Surabaya, dan sejumlah perkampungan Arab lainnya di Nusantara. Kampung Pekojan merupakan cikal bakal dari sejumlah perkampungan Arab yang kemudian berkembang di Batavia. Dari tempat inilah mereka kemudian menyebar ke Krukut dan Sawah Besar (Jakarta Barat); Jati petamburan, Tanah Abang, dan Kwitang (Jakarta Pusat);Jatinegara dan Cawang (Jakarta Timur).

Saat ini, mayoritas penghuni Pekojan adalah keturunan Tionghoa.

Jamiatul Kheir

Di Pekojan, pada awal abad ke-20 (1901), berdiri organisasi pendidikan Islam, Jamiatul Kheir, yang dibangun dua bersaudara Shahab, Ali dan Idrus, di samping Muhammad Al-Mashur dan Syekh Basandid. Menurut buku Jakarta dari Tepian Air ke Kota Proklamasi yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI, perkumpulan ini menghasilkan tokohKH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan HOS Tjokroaminoto (pendiri SI). Jamiatul Kheir mendatangkan Syeikh Ahmad Surkati dari Sudan yang kemudian mendirikan Perguruan Islam Al-Irsyad.

Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Pekojan,_Tambora,_Jakarta_Barat

Peninggalan Bersejarah


Masjid Langgar Tinggi

masjid yang berada di lokasi hunian padat penduduk tepatnya dekat Muara Angke ini dibangun sejak tahun 1214 H (1829) oleh pedagang berkebangsaan dari Yaman. Saat itu mereka memang tidak hanya melakukan aktivitas dagang semata, tapi juga sambil melakukan syiar Islam, masjid yang memiliki 2 lantai ini kondisinya sekarang masih terjaga dan masih berfungsi untuk melakukan ibadah di lantai 2 sementara di lantai bawah digunakan untuk berwudhu dan sebagai tempat tinggal dan tempat usaha minyak wangi yang juga sudah berlangsung sejak pemerintahan kolonial Belanda.

Arsitektur dari masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai unsur seperti Pengaruh Cina bisa dilihat dari beberapa ukiran di dinding masjid dan warna kayu yang aslinya berwarna merah seperti warna kelenteng. Pengaruh  Portugis terlihat dari pilar-pilar penopang dan pengaruh Arab dari pintu yang berbentuk elips.

Dahulu para jamaah untuk masuk ke masjid ini bisa menggunakan perahu melalui sungai yang berada di samping masjid namun sekarang tidak memungkinkan karena kondisi sungai yang sudah kotor.

Di dekat Langgar Tinggi terdapat sebuah jembatan kecil yang dinamai Jembatan Kambing. Dinamakan demikian, karena sebelum dibawa untuk disembelih di pejagalan (sekarang bernama Jalan Pejagalan), kambing harus melewati jembatan yang melintasi Kali Angke ini terlebih dahulu. Para pedagang di sini telah berdagang secara turun-temurun selama hampir 200 tahun.

Masjid An-Nawier

Tak jauh dari masjid langgar tinggi terdapat bangunan bersejarah pula yaitu masjid An-Nawier, yang merupakan tempat ibadah yang terbesar di Pekojan. Diperkirakan 2000 jemaah bisa ditampung di masjid ini, Masjid yang pada tahun 1920 diperluas oleh Habib Abdullah bin Husein Alaydrus, seorang kaya raya yang namanya diabadikan menjadi Jalan Alaydrus, di sebelah kanan Jalan Gajahmada. Pendiri Masjid ini adalah Habib Utsman bin Abdullah bin Yahya.

Arsitektur masjid ini lebih dominan ke unsur eropa terlihat dari 33 pilar yang terdapat pada bagian dalam masjid yang bergaya romawi, terdapat pula menara setinggi 17 meter yang melambangkan jumlah rakaat shalat dalam islam. Dahulu digunakan oleh muadzin mengumandangkan adzan sebagai tanda waktu shalat, sekarang menara ini tidak lagi dgunakan.

Di sekitar masjid pun ada beberapa makam-makam tua para ulama besar Kampung Pekojan. Konon Masjid Jami Pekojan ini dahulunya menjadi induk dari masjid-masjid sekitar Batavia.

Masjid An Nawier Pekojan berada di Jalan Masjid Pekojan Gg. II, Kelurahan Pekojan, sebelah barat Stasiun KA Kota. Agak sulit juga mencari lokasinya, karena di kiri dan kanan serta belakang masjid terjepit pemukiman penduduk sekitar Jalan Pengukiran.

Masjid Al-Anshor

Sebelum ditetapkan sebagai kampung Arab, Pekojan merupakan tempat tinggal warga Koja (Muslim India). Sampai kini, masih terdapat Gang Koja yang telah berganti nama jadi Jl Pengukiran II. Di sini terdapat sebuah masjid kuno Al-Anshsor yang dibangun pada 1648 oleh para Muslim India.

Keberadaannya yang terletak di dalam gang dan di tengah-tengah kepadatan penduduk Pekojan masih terawat dengan baik, walaupun bangunan ini sudah mengalami renovasi dengan peninggian bangunan akibat banjir, di dalam masjid ini masih terdapat sumur tua yang dahulu digunakan sebagai tempat mengambil wudhu.

Banyak tokoh-tokoh besar yang berasal dan memiliki kaitan sejarah dengan kampung Pekojan. Di antaranya adalah Habib Utsman bin Abdullah bin Yahya yang pernah menjabat sebagai mufti di Betawi. Juga Habib Ali bin Abdul Rahman Al Habsyi, pendiri majlis taklim Kwitang yang sempat belajar pada Habib Utsman di Pekojan. Ada juga seorang ulama besar asli kelahiran Pekojan yang merupakan guru dari syaikh Nawawi Al Bantani. Beliau adalah syaikh Junaid Al Batawi yang sampai akhir hayatnya menjadi guru dan imam di Masjidil Haram. Syaikh Junaid Al Batawi juga diakui sebagai Syaikhul Masyayikh (Mahaguru) dari ulama-ulama madzhab Syafi’i mancanegara pada abad ke-18. beliau pulalah yang pertama kali memperkenalkan nama Betawi di luar Indonesia.


 Masjid Ar-Raudhah

Tak jauh dari lokasi masjid Al-Anshor terdapat pula bangunan bersejarah lainnya yaitu masjid Ar-Raudhah, Masjid ini adalah peninggalan saudagar Yaman yang dahulu didirikan khusus untuk jamaah wanita. Bahkan sampai sekarang pun masih mengutamakan jamaah wanita.

Masjid yang didirikan pada 28 Rajab 1304 H atau sekitar 129 tahun yang lalu ini didalamnya terdapat sumber mata air yang tidak pernah kering walaupun di musim kemarau, hingga kini sumber mata air itu masih memunculkan air. Arsitektur masjid ini bergaya campuran Belanda, Betawi dan Arab terlihat dari jendela dan pintu yang bergaya Belanda dan teralis besi yang bergaya betawi.

Demikian catatan perjalanan saya menyusuri jejak islam di kampung arab Pekojan


Keberadaan bangunan bersejarah seperti masjid-masjid yang ada di pekojan yang letaknya berada di tengah pemukiman padat penduduk memerlukan usaha yang keras untuk menjaganya, dibutuhkan dukungan pemerintah dan perlunya kesadaran warga untuk menjaga peninggalan ini agar keberadaannya tetap terjaga.
Online Reference
Dictionary, Encyclopedia & more
Word:
Look in: Dictionary & thesaurus
Medical Dictionary
Legal Dictionary
Financial Dictionary
Acronyms
Idioms
Encyclopedia
Wikipedia
Periodicals
Literature
Other languages:
by:
Word of the Day

Article of the Day

This Day in History

Today's Birthday

In the News

Quote of the Day

Spelling Bee
difficulty level:
score: -
please wait...
 
spell the word:

Match Up
Match each word in the left column with its synonym on the right. When finished, click Answer to see the results. Good luck!

 

Hangman